Pages

Kamis, November 11, 2010

Karya Perdana Rumah Jepang

(Sidoarjo, HARISPRADIPTA.blogspot.com)

Akhirnya bisa juga!

Setelah tiga minggu training, berkutat dengan Bahasa Jepang, software Jepang, peraturan-peraturan standar Jepang dan kebudayaan Jepang akhirnya saya membuahkan karya perdana desain konstruksi rumah Jepang.

Pertama kali masuk training, hampir separuh hidup saya dalam satu hari habis untuk menggaruk-garuk kepala bingung campur frustasi. Dari eS-De yang dicekoki Bahasa Inggris, Tsanawiyah dan Aliyah yang penuh dengan Bahasa Arab, masa kuliah sibuk dengan buku-buku bahasa Inggris dan Belanda, dan sekarang harus dan wajib mengerti Bahasa Jepang sekaligus tetek bengeknya.

Lalu seperti apakah pekerjaan saya tersebut? Perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa budaya orang Jepang adalah membuat rumah secara Prefabrikasi, yang mana hampir 90% bahannya adalah kayu. Hal ini merupakan jawaban dari permasalahan bangunan Prefabrikasi. Namun kendalanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun bangunan semacam ini akan sangat besar.

Singkat saja, pekerjaan saya ini adalah menggambar rumah yang dipesan oleh orang Jepang. Yaitu, setelah para Arsitek dan Praktisi Teknik Sipil Jepang selesai mendesain sebuah rumah, maka gambar desain tersbut dikirim ke Indonesia untuk digambar pada sebuah software. Saya bertugas menyalin desain tersebut ke dalam software agar mesin fabrikasi kayu dapat mencetak kayu-kayu dengan ukuran dan jenis menurut desain awal pesanan dan desain yang saya inputkan.

Cukup ribet jika diterangkan lebih jauh dan jika penasaran ingin mengetahui lebih jauh mungkin teman-teman harus "mbayar dhisik" kepada empunya Copyright perusahaan saya. Namun karena saya baik hati, murah senyum dan tidak sombong maka berikut ini saya berikan snapshot hasil pekerjaan saya.

Gambar 3D (klik gambar untuk perbesar)

Lantai 1 (klik gambar untuk perbesar)

Lantai 2 (klik gambar untuk perbesar)

Koya (penahan atap) (klik gambar untuk perbesar)

Atap (klik gambar untuk perbesar)

Happy working, happy learning, keep spirit 'lah yaw.

Selasa, September 14, 2010

Waiting Device (Alat Tunggu)

(Ponorogo, HARISPRADIPTA.blogspot.com)

Pada umumnya, mayoritas orang berpendapat menunggu adalah pekerjaan yang paling tidak menyenangkan, menyebalkan, membosankan dan menghabiskan waktu. Bagi sebagian orang, menunggu bahkan dapat menaikkan tensi darah. Seperti yang terjadi pada pacar saya. Ketika saya mulai telat datang saat janjian, bahkan terkadang lupa. Dia akan mulai ngambek, marah, hingga ingin mencakar-cakar. Maka dari latar belakang itulah dirasa perlu saya terangkan apa itu waiting device yang telah lama ampuh mengisi waktu saya saat saya harus menunggu sesuatu.

Dalam beberapa kondisi, saat kita menunggu sesuatu kadang di sekitar kita tidak ada orang, atau tidak ada orang yang kita kenal, atau juga tidak ada orang yang menarik untuk diajak berkenalan. Misalnya kakek tua yang mengenakan headset. Perlu ditekankan bahwa dia tidak mendengarkan mp3, namun headset tersebut adalah alat bantu dengar. Sangat tidak nyaman jika setelah kita mulai berekenalan dengan dia justru kita menghabiskan energi dengan bercakap-cakap menggunakan suara tinggi atau malah sampai berteriak-teriak.

Contoh kasus di atas diharapkan tidak sampai terjadi pada kita, maka inilah beberapa waiting device yang selama beberapa tahun terakhir terbukti ampuh dan efektif kinerjanya setelah saya coba.

Device #1: Food
Alat pertama ini cukup efektif mengisi waktu saya ketika saya menunggu. Namun alat ini memiliki kelemahan mendasar, yaitu cepat habis.

Syarat makanan agar dapat menjadi sebuah waiting device adalah praktis, dalam arti mudah dibawa, dan ringan. Bagi beberapa orang, syarat ini bersifat relatif. Bagi saya satu piring nasi adalah makanan ringan untuk ngemil, namun sangat tidak praktis. Maka saya memilih snack, yang memiliki bungkus plastik, atau buah-buahan. Buah-buahan terbukti dapat meningkatkan mood kita saat kita harus melakukan kegiatan menunggu. Namun tidak disarankan untuk mengkonsumsi pisang secara berlebihan, kandungan potasium pada pisang akan membuat anda berhalusinasi.

Pisang

Beberapa makanan yang disarankan adalah kuaci dan kacang. Kedua makanan ini bisa mengatasi kelemahan alat #1 ini, yaitu cepat habis.

Device #2: Mp3 Player
Mendengarkan suara di sekitar kita pada saat menunggu dapat menyebabkan kebosanan akut, suara-suara tersebut akan terdengar monoton dan membuat telinga tidak nyaman. Misalnya menunggu di dalam angkot yang sedang ngetem. Suara deru mesin dan hembusan nafas Pak Sopir dapat membuat anda emosi ketika terlalu lama mendengarkannya.

Maka mp3 player adalah solusinya. Beberapa syarat dari mp3 player sebagai alat #2 seperti lagu yang didengarkan adalah lagu favorit kita, mp3 player tersebut diharapkan adalah bukan barang pinjaman dan memakai headset.

Ini bukan ipod, namun cukup ampuh

Alat #2 ini tidak bekerja dengan baik ketika lagu yang didengarkan bukan lagu yang dikehendaki. Seperti misal, saya sekarang suka mendengarkan lagu-lagu Bring Me The Horizon atau Avenged Sevenfold, maka tidak akan bekerja efektif jika lagu tersebut diganti dengan lagu dari The P*tter atau H*jau D*un yang mendayu-dayu.

Syarat ke dua adalah mp3 player ini bukan barang pinjaman. Karena memakai barang pinjaman bisa sangat beresiko dan sang pemilik mempunyai hak untuk mengambilnya sewaktu-waktu.

Syarat yang ketiga adalah memakai headset, hal ini bersifat kondisional atau tergantung selera. Karena mp3 player tidak begitu bekerja dengan baik ketika tidak didengarkan melalui headset. Dan juga, saat mp3 player didengarkan tidak melalui headset, misalnya, saat menunggu di dalam angkot yang sedang ngetem, suara deru mesin dan nafas Pak Sopir masih akan terdengar.

Radio/tape juga bisa menjadi pilihan asal radio/tape tersebut mudah dibawa dan portabel.

Device #3: Book
Ketika alat #1 sudah habis. Dan kemudian saat mengenakan alat #2 mata kita tidak dapat mengatasi kebosanan, maka buku adalah alat efektif yang dapat menjadi pilihan selanjutnya.

Kadang, saat kita mendengarkan mp3 player, mata kita haus akan obyek yang dapat dipandang. Dalam beberapa kondisi, obyek-obyek yang kita harapkan hadir/lewat untuk dilihat tidak kunjung datang. Bahkan, misalnya, saat kita melakukan aktivitas menunggu di pasar, tidak jarang kita melihat orang gila yang melakukan aksi nudist. Hal ini sangat tidak nyaman dilihat. Maka solusinya adalah melepaskan dahaga mata dengan membaca.

Kata Oom Tantowi Yahya saat menjadi duta perpustakaan,” Buku adalah jendela dunia.” Maka dapat dikatakan alat #3 ini adalah alat yang memiliki manfaat plus-plus. Beberapa syarat buku yang dapat menjadi waiting device adalah, buku tersebut menarik untuk dibaca dan praktis dibawa.

Salah Pilih Novel

Buku menjadi tidak efektif ketika buku tersebut tidak menarik. Alih-alih melepaskan dahaga, kita akan menjadi mengantuk jika memaksakan membaca buku yang tidak menarik. Kemudian syarat ke dua adalah buku tersebut paktis dibawa. Tidak disarankan membawa almanak yang memiliki 1000 halaman, tidak seimbang saat kita hanya harus menunggu 5 menit tapi harus membawa beban buku beberapa kilogram.

Koran atau tabloid juga dapat menjadi pilihan. Selain informatif kedua media ini selanjutnya juga dapat menjadi kipas saat kepanasan atau juga sebagai alat duduk.

Device #4: Rubic Cube
Bagi beberapa orang, membaca memiliki ambient tertentu. Yaitu batas dimana mata menjadi bosan atau dahaga untuk membaca sudah terpenuhi. Maka alat selanjutnya yang saya sarankan adalah Rubik.

Rubik fosfor dapat menyala dalam gelap

Terdapat beberapa macam jenis rubik yang ada di pasaran, mulai rubik 2 x 2 yang untuk gantungan kunci, rubik 3 x 3 yang umum digunakan, hingga rubik-rubik aneh seperti megaminx yang berbentuk segi enam.

Untuk menyelesaikan rubik yang umum digunakan, yaitu rubik 3 x 3, hingga warna di enam sisinya tersusun sempurna, dapat mencapai tiga hingga lima menit (bagi non-ahli). Maka rubik cukup efektif untuk mengisi waktu saat melakukan kegiata menunggu.

Bagi yang sudah ahli, misalnya yang dapat menyelesaikan rubik hanya dengan beberapa kejapan mata, disarankan mengulang-ulang mengacak dan menyusunnya kembali beberapa kali. Bisa juga mencoba mencoba menyelesaikan rubik dengan beberapa variasi gaya, seperti menyelesaikan rubik menggunakan satu tangan kanan, satu tangan kiri, menggunakan kaki, atau juga tanpa tangan menggunakan kekuatan pikiran seperti Deddy Corbuzier.

Device #5: Cellphone
Alat terakhir adalah hape. Kadang hape menjadi pilihan pertama bagi penggemar facebook (baca: feshbuuk) atau penggila chatting online. Namun bagi saya yang hingga saat ini masih menggunakan hape tipe low end, hape menjadi waiting device nomor terakhir.

Nokia seri 6030

Fungsi hape sebagai waiting device sangatlah banyak dan sangat umum. Hingga banyak sekali yang dapat dilakukan dengan perangkat satu ini. Semakin canggih hape tersebut, makan semakin efektif hape digunakan sebagai waiting device. Namun jika kecanggihan hape yang dimiliki terbatas, hape bisa ditempatkan pada urutan terakhir yang mana hanya berperan saat ada panggilan pada waktu melakukan kegiatan menunggu.

Bagi saya pribadi, kelima alat di atas adalah barang yang wajib dibawa ketika saya berjarak lebih dari 200 meter dari rumah. Yang mana hal ini juga saya sarankan bagi para pembaca yang memiliki kelemahan tidak menyukai kegiatan menunggu. Karena dengan alat-alat di atas, menunggu menjadi hal yang tidak begitu menyiksa dan membosankan.

Sabtu, September 04, 2010

Menghitung Kebutuhan Pekerja untuk Pekerjaan Pasangan Dinding

(Malang, HARISPRADIPTA.blogspot.com)

Menindak lanjuti post saya beberapa waktu yang lalu yang berjudul Membuat Kurva S dan sekaligus menjawab permintaan sahabat blog yang mengirim email meminta penjelasan prosedur perhitungan kebutuhan pekerja untuk pekerjaan pasangan dinding, maka kini saya sajikan prosedur perhitungan kebutuhan pekerja untuk pekerjaan pasangan dinding.

Hasil dari perhitungan yang akan saya jelaskan nantinya akan sangat berpengaruh pada kecepatan pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding dan juga berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan ini. Perhitungan yang saya jelaskan di bawah ini adalah hasil laporan Proyek Akhir saya yang telah mendapatkan persetujuan dan bimbingan para dosen Teknik Sipil, khususnya bidang Manajemen Konstruksi, yang berkompeten dalam bidangnya.

Pada post ini saya sajikan dua buah perhitungan, yaitu pekerjaan pasangan dinding menggunakan bata merah dan dengan menggunakan bata ringan (ALC) dari Citicon. Hal ini dimaksudkan agar dapat dibandingkan antara keduanya disamping memberikan gambaran umum tentang pekerjaan pasangan dinding.

Hal-hal yang harus diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan ini adalah:
1. Komposisi satu tim pekerja, yang meliputi Mandor, Tukang dan Pembantu Tukang.
2. Kemampuan satu tim pekerja perharinya.
Kedua hal tersebut bisa didapatkan melalui penelitian maupun pengalaman di lapangan.

Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan

Satu tim pekerja pasangan dinding menggunakan bata ringan (ALC) terdiri dari 3 tukang dan 2 pembantu tukang. Dari hasil pengamatan didapat:

a) Hari pertama
Tukang 1 = 4,5 m x 1,5 m = 6,75 m^2
Tukang 2 = 4 m x 1,5 m = 6 m^2
Tukang 3 = 5 m x 1,5 m = 7,5 m^2
Total hasil pekerjaan pada hari pertama = 20,25 m^2.

b) Hari kedua
Tukang 1 = 4,8 m x 1,5 m = 7,2 m^2
Tukang 2 = 5,2 m x 1,5 m = 7,8 m^2
Tukang 3 = 5 m x 1,5 m = 7,5 m^2
Total hasil pekerjaan pada hari kedua = 22,5 m^2.

c) Hari ketiga
Tukang 1 = 4,2 m x 1,5 m = 6,3 m^2
Tukang 2 = 4 m x 1,5 m = 6 m^2
Tukang 3 = 4,8 m x 1,5 m = 7,2 m^2
Total hasil pekerjaan pada hari ketiga = 19,5 m^2.

Maka didapatkan rata-rata hasil pekerjaan perharinya = 20,75 m^2



Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Merah

Satu tim pekerja pasangan dinding terdiri dari 1 tukang dan 2 pembantu tukang. Dari hasil pengamatan didapat:

a) Hari pertama
Hasil kerja = 8 m x 2 m = 16 m2
Hasil pekerjaan pada hari pertama = 16 m2.

b) Hari kedua
Hasil kerja = 6 m x 2 m = 12 m2
Hasil pekerjaan pada hari kedua = 12 m2.

c) Hari ketiga
Hasil kerja = 6 m x 2 m = 12 m2
Hasil pekerjaan pada hari ketiga = 12 m2.

Maka didapatkan rata-rata hasil pekerjaan perharinya = 13,3 m^2



Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pekerjaan pasangan dinding menggunakan bata ringan dapat dikerjakan oleh 0,048 tim perharinya atau dengan kata lain 1 tim dapat mengerjakan 1 m^2 pekerjaan dalam 0,048 hari.

Begitu pula dengan pekerjaan pasangan dinding menggunakan bata merah, pekerjaan ini dapat diselesaikan 0,075 tim perharinya atau dengan kata lain 1 tim dapat mengerjakan 1 m^2 pekerjaan dalam 0,075 hari.

Hasil perhitungan ini bersifat relatif tergantung kemampuan dan keahlian masing-masing tim yaitu yang terdiri dari mandor, tukang dan pembantu tukang. Penjelasan di atas dimaksudkan memberikan gambaran tentang prosedur perhitungan kebutuhan pekerja (tim) dalam pekerjaan pasangan dinding.

Sebagai tambahan referensi silakan download file perhitungan RAB di sini.

Sabtu, Agustus 28, 2010

Page Rank

Komunitas

Young Entrepreneur Coach Indonesia


smadav antivirus indonesia


Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang


www.um.ac.id





Brighter Planet's 350 Challenge

Kamis, Agustus 26, 2010

Tautan dari Blog Haris Pradipta

Selamat datang di weblog Haris Pradipta Putra. Terima kasih telah berkunjung ke weblog Haris Pradipta Putra, saya mengajak teman-teman saling bertukar link untuk memperluas pertemanan di dunia maya.

Silakan copy-paste script yang ada pada kolom di bawah ini kemudian pasang pada blog anda. Saya akan memasang banner anda pada halaman ini, setelah banner saya terpasang pada blog anda, dan anda konfirmasi dengan menulis komentar pada post ini.






Daftar Banner Sahabat


Atau jika hanya menghendaki link berupa Anchor Text, silakan mengisikan link situs anda pada kolom di bawah ini setelah anda memasang link/banner blog ini, kemudian konfirmasikan dengan menulis komentar pada post ini. Terima kasih.

Profil

Sabtu, Agustus 21, 2010

Tempat Nomor Mesin Kendaraan Honda Karisma

(Ponorogo, HARISPRADIPTA.blogspot.com)

Hahay... Akhirnya gue menemukan tempat kombinasi angka-angka itu. Selama enam tahun si Karisma ada di rumah, gue tidak pernah perduli dengan yang namanya Nomor Mesin Kendaraan. Gue hanya terima pakai, rawat dan kadang merusakkannya. Yang peduli dengan nomor mesin kendaraan mungkin paling banter adalah tukang parkir di Kantor Samsat yang banyak dimintai tolong oleh konsumen untuk menggosokkan nomor mesin kendaraan yang tercetak di mesin kendaraan untuk keperluan administrasi motor. Sampai tadi malam gue disuruh sama si Babe untuk menggosok nomor mesin kendaraan si Karisma.

"Ris, gosokno nomer mesin montormu! Sesuk isuk arep Bapak gowo." (Ris, gosokkan nomor mesin motormu! Besok pagi hendak Bapak bawa.)

"Nggih..." (Ya) Sahut gue.

Kemudian gue mulai berkutat dengan mesin motor malam itu juga. Gue yakin nomor mesin kendaraan itu berada di suatu tempat di bagian bawah mesin motor yang bentuknya silinder itu. Kebetulan tadi siang gue baru datang dari Malang, jadi bagin perut mesin motor masih penuh dengan oli dan kotoran-kotoran yang didapat di sepanjang perjalanan tadi siang. Gue meraba-raba bagian perut mesin motor gue dengan penuh semangat. Kotor, hitam dan berminyak, tapi tidak ada yang menurut gue seperti cetakan kombinasi nomor mesin. Tidak gue temukan, dan walhasil tangan gue coreng moreng dengan oli dan kotoran. Gue memutuskan melanjutkan perjuangan esok hari.

Paginya, seluruh badan mesin motor Karisma gue cuci bersih sekali sembari gue raba-raba. Dan "Hahay", akhirnya ketemu juga nomor mesin tersebut. Tempatnya berada di mesin sebelah kiri, di bawah mesin yang berbentuk silinder, tidak menghadap ke bawah (di perut mesin) seperti yang gue kira, melainkan menghadap ke luar (ke samping kiri). Jadilah gue menggosok nomor mesin Karisma yang tercetak di besi mesin tersebut. Tidak perlu merubuhkan motor, tidak perlu membongkar dek-dek motor.




Kata peribahasa, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Ternyata peribahasa itu berlaku juga dengan motor. Gue berinisiatif mencari Nomor Mesin Kendaraan Mio si Emak, ternyata tidak berada di tempat yang sama dengan Nomor Mesin Karisma. Nomor Mesin Kendaraan Mio berada di sisi sebelah kanan mesin. Posisinya sama, di bawah mesin yang bentuknya silinder dan menghadap ke luar.



___________________
PS: Foto diperagakan oleh Ema.

Profil Saya

Foto Saya
Saya Haris Pradipta Putra, bekerja di PT. PJB - Badan Pengelola Waduk Cirata/BPWC, di bidang Pemeliharaan Sipil. Terima kasih atas bantuannya dan atas kunjungannya ke blog saya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons