
"bu, masak yang enak ya!"
mulai terdengar kokok ayam dalam perut
buncitnya
"bu, sekarang menunya apa?"
dengan memukul-mukul kepala,
terlihat linglung:
masih sadar atau sudah berhirup
anyir bau kematian
"ya, sabar, sebentar lagi matang kok!"
memang,
kasih sayang bunda tak pernah
diragukan
apalagi diperjuangkan
30 menit bertahan,
1 jam kantuk merayap di tubuh si kecil
tiba-tiba suara batin meraung keras
membuatnya gelagapan
terjungkal dari ayunan mimpi
"sudah matang bu?"
si kecil mulai bosan
berapa kali ia harus sumpah serapah
menyumpahi:
ibu, perut, juga hasrat
"tidur dulu ya, nak!"
ibu masak enak kok,
makanya agak lama!"
sang ibu kehilangan
otak: kiri, kanan
juga nurani
kembali si kecil
berkerut dahi
murung, merenung
menelan ludah, mengulur jakun:
pahit, sangat pahit
tapi ia memeras aorta, otot, mata
merajut kembali
mimpi, halusinasi
yang sempat terputus
2 jam terbujuk
kembali lenguhan sapi terdengar
dari perutnya
yang bunting
seperti perut ibu
ketika membelenggunya
4 bulan
"sudah matang, bu?"
(terdiam)
"ibu masak apa sih?"
(bingung, tak bisa menjawab)
"tunggu sebentar saja,
tungkunya sudah kepanasan,
sebentar lagi matang kok!
main dengan si meong dulu ya!"
(terdiam)
lambung si kecil
memukul-mukul
dinding perut dengan keras,
tanpa ampun
lama bersabar,
ia tak bisa bersandar
pada tiang harapan
dan tembok waktu
ia buka tutup
kuali yang berasap-asap
serdadu air mata menggempur
barisan pipi yang lugu
pasukan peluh
mendarat
di pangkalan jiwa
ternyata
si kecil hanya
menunggu batu
yang di nanak ibunya
sama sama ris, selamat berjuang ya...., mending pindah jurusan aja ris, TS ga enak... pusing, ntar badan lo item dilapangan melulu hehe...apalagi musti ga boleh takut ketinggian dan alergi debu, tapi LANJUTKAN! kalo memang itu pilihan haris... dee....
BalasHapusWah sajaknya menyedihkan juga, Semoga bencana itu lekas terangkat dai tanah Negeri ini
BalasHapus