
Demokrasi yang diagung-agungkan justru menjadi teror bagi suatu pihak. Sang pemenang dalam pemilihan pemimpin bangsa tidak tenang dengan kemenangannya. Yang kalah lantas mencari kesalahan dan kelemahan Sang Pemenang. Jika telah jelas di depan mata mengenai kebobrokan demokrasi dan praktiknya, mengapa tidak juga kunjung ditinggalkan dan diganti?
Taruhlah sistem Islam sebagai contohnya, dalam pemilihan pemimpinnya, yang selalu menggunakan musyawarah untuk mencapai suatu mufakat. Sang calon pemimpin yang akan dipilih tidak perlu menghamburkan dana dengan kampanyenya yang menggembor-gemborkan ambisinya untuk duduk di kursi pemimpin. Karena para pemimpin islam tahu bahwa menjadi seorang pemimpin adalah tanggung jawab yang teramat berat. Di samping itu para penentu dalam musyawarah pemilihan pemimpin di Islam adalah para alim yang tidak disilaukan oleh gemerlap dunia. Dan juga, dalam Islam sama sekali tidak menggunakan sistem adu suara sebagai penentu utama kemenangan seseorang untuk menjadi pemimpin.
Lalu bagaimana sekarang jika kita tengok tanah air kita tercinta Indonesia? Pancasila yang menjunjung tinggi permusyawaratan sudah ditinggalkan. Adu suara (voting) menjadi penentu utama pemenang dalam pemilihan. Hingga yang menang akan menjadi tinggi hati dan yang kalah menjadi iri hati. Lalu akan sampai kapan kondisi seperti ini akan dipertahankan? Jikapun ada sebuah ideologi yang mampu mengentaskan Indonesia dari kondisi ini, entah itu ideologi Islam ataukah yang lain. Yang jelas Indonesia yang sakit kini sedang membutuhkannya. Namun dunia sudah menyaksikan betapa sempurnanya sistem pemerintahan Islam yang telah berakhir pada zaman Turki Usmani oleh penjajah yang justru menyeret dunia pada krisis global berkepanjangan hingga kini. Mungkinkah ideologi ini dijalankan di Indonesia? Mungkinkah Islam akan tegak di Indonesia? Apakah keberagaman Indonesia akan menjadi penghalangnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Penulis mengajak pembaca memberikan donasi untuk pengembangan ilmu. Donasi dapat ditransfer ke rekening berikut a.n. HARIS PRADIPTA PUTRA:
BNI 0242311624
Jika anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut ataupun bantuan seputar artikel di atas, silahkan kontak saya di haris.pradipta[at]gmail.com