(Surabaya,
harispradipta) Dalam mengambil sebuah keputusan, manusia dipengaruhi oleh 9 (sembilan) jenis emosi yang mempengaruhi nilai positif ataukan negatif akibat dari pengambilan keputusan tersebut.
Kali ini, saya mengajak pembaca untuk melakukan
self-assessment untuk mengenal emosi-emosi mana saja yang cenderung digunakan pada saat pembaca membuat sebuah keputusan.
Kesembilan emosi tersebut adalah:
- Apathy (ketidakpedulian)
- Grief (kesedihan)
- Fear (ketakutan)
- Lust (keserakahan)
- Anger (kemarahan)
- Pride (kesombongan)
- Courageous (keberanian)
- Acceptance (penerimaan)
- Peace (kedamaian)
Keenam emosi pertama di atas merupakan emosi negatif sedangkan tiga emosi yang terakhir merupakan emosi positif. Semakin besar kekuatan emosi positif yang digunakan pada saat membuat keputusan, maka akan semakin baik pula kualitas dari keputusan tersebut.
|
Apathy |
Kemudian, bagaimana menjaga menjaga emosi kita agar tetap positif pada saat mengambil sebuah keputusan? Sebagai manusia tentu kita tidak selalu berada dalam pengaruh emosi positif. Sekuat apapun kita berusaha, emosi negatif selalu bisa menyelinap dan mempengaruhi kita. Namun kita bisa menghindarkan diri dari dampak emosi negatif dengan mengambil tindakan yang tepat saat emosi negatif tersebut muncul. Karena itu, penting bagi kita untuk mengenali emosi mana yang paling mempengaruhi kita pada saat membuat suatu keputusan. Setelah kita dapat mengenali emosi mana yang cenderung mempengaruhi kita, akan lebih mudah bagi kita untuk menentukan tindakan selanjutnya dari keputusan yang kita buat. Misalnya, bila ternyata kita menggunakan emosi negatif, maka jangan lakukan keputusan tersebut dan sebaliknya bila ternyata menggunakan emosi positif, maka lakukanlah keputusan tersebut.
|
Grief |
Namun seringkali, mengenali emosi mana yang kita gunakan dalam membuat sebuah keputusan bukan perkara yang mudah. Tapi sebenarnya kita bisa mengatasinya dengan cara yang praktis dan sederhana. Dalam kesempatan kali ini, saya mengajak pembaca untuk melakukan latihan ringan mengenali kecenderungan emosi yang mempengaruhi. Caranya untuk setiap situasi di bawah ini, temukan alasan mengapa Anda membuat keputusan tersebut.
|
Fear |
- Anda membeli sebuah mobil baru: (a) Untuk meningkatkan gengsi anda; (b) Untuk memberikan kenyamanan kepada keluarga.
- Anda membayar tagihan: (a) Agar layanan tersebut tidak dihentikan; (b) Karena Anda menyadari hak dan kewajiban Anda.
- Anda membuka sebuah usaha: (a) Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya; (b) Untuk memberikan nilai yang lebih baik kepada pelanggan.
- Perjalanan Anda tertahan dikarenakan terjadi kecelakaan lalulintas. Reaksi Anda: (a) Mengumpat, "Salah sendiri, mengapa tidak berhati-hati;" (b) Anda merasa kasihan terhadap para korban.
- Anda menerima sebuah jabatan: (a) Untuk menunjukkan kemampuan Anda; (b) Karena Anda ingin menciptakan perubahan dan perbaikan.
Berikut penjelasan untuk masing masing pilihan: Pilihan 1(a) dilandasi emosi
Pride sedangkan pilihan 1(b) dilandasi emosi
Peace. Pilihan 2(a) dilandasi emosi
Fear sedangkan pilihan 2(b) dilandasi emosi
Acceptance. Pilihan 3(a) dilandasi emosi
Lust sedangkan pilihan 3(b) dilandasi emosi
Peace. Pilihan 4(a) dilandasi emosi
Anger sedangkan pilihan 4(b) dilandasi emosi
Peace. Pilihan 5(a) dilandasi emosi
Pride sedangkan pilihan 5(b) dilandasi emosi
Courage.
|
Lust |
Untuk mengenali emosi mana yang sedang mempengaruhi Anda pada saat membuat keputusan, sebenarnya mudah asalkan kita mengenali sifat-sifat dari masing-masing emosi.
Emosi negatif memiliki dua sifat yang cukup mudah dikenali yaitu
eksploitasi energi dan
labil. Karena itu, sebenarnya kita bisa segera mengenali apakah diri kita sedang berada dalam dorongan emosi negatif. Gejala-gejala fisis seperti lelah dan pusing, serta gejala psikis seperti kehilangan gairah dan tidak tenang bisa jadi merupakan peringatan bahwa Anda sedang dalam pengaruh emosi negatif.
Emosi positif justru memberikan
energi dan
bersifat stabil.
|
Anger |
Semangat, kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian merupakan pertanda bahwa Anda diliputi emosi positif. Tantangan yang biasa muncul pada saat mengambil sebuah keputusan adalah munculnya dua emosi atau lebih, baik yang bersifat negatif maupun positif. Emosi negatif Anda mendorong untuk membuat suatu keputusan, tetapi emosi positif Anda menahannya. Keinginan untuk membuat pilihan tertentu agar dapat memperoleh keuntungan pribadi bisa jadi merupakan dorongan emosi negatif. Pada kutub yang berlawanan, emosi positif Anda menahannya kemudian dalam hati kecil berkata, "Bagaimana perasaan anak-anakmu seandainya mereka tahu perbuatan ayahnya?"
|
Pride |
Hal sebaliknya bisa juga terjadi. Emosi positif Anda mendorong untuk membuat suatu keputusan, tetapi emosi negatif Anda menahannya. "Berikanlah penghargaan kepada bawahanmu yang rajin itu." Namun emosi negatif anda melawannya, "Itu 'kan sudah tugasnya dia. Kalau sedikit-sedikit penghargaan, lama-lama bisa bangkrut perusahaan ini."
|
Courageous |
Dua jenis emosi dari dua kutub yang berbeda beradu. Tiba-tiba saja jiwa Anda berteriak dan hati nurani Anda tersentak. Keputusan mana yang harus Anda pilih? Di satu kutub hasrat Anda begitu menggebu, di kutub lain Anda tahu mana yang paling benar dan tepat untuk Anda lakukan. Godaan paling kuat biasa muncul dari sebuah kalimat yang sederhana yaitu, "Yang penting enak." Kenikmatan dan kepuasan sesaat itulah yang biasanya menimbulkan penderitaan yang berkepanjangan.
|
Acceptance |
Bila anda tidak bisa memilih yang baik dari yang buruk, maka mungkin Anda berada dalam dominasi emosi negatif yang luar biasa. Bila Anda bisa memilih yang baik dari yang buruk, maka Anda masih bisa mengatasi pengaruh emosi negatif. Namun pilihan yang harus Anda buat tidak selalu seperti memilih putih dari hitam, atau memilih yang baik dari yang buruk. Bagaimana Anda bisa memilih yang paling baik dari yang baik, atau lebih sulit lagi bagaimana Anda memilih yang buruk dari yang lebih buruk? Sesungguhnya hati nurani Anda mengetahuinya.
|
Peace |
Lalu apakah Anda mau mendengarkannya? Bila masih ragu, cobalah untuk melupakan sejenak apa yang sedang Anda putuskan. Carilah suasana yang baru dan berusahalah untuk menenangkan diri Anda. Mencari petunjuk dari Yang Maha Kuasa dengan berdo'a dan mendekatkan diri kepada-Nya saja merupakan hal yang sangat baik dan dianjurkan pada saat seperti demikian. Setelah perasaan damai meliputi diri Anda, maka Anda telah siap untuk membuat sebuah keputusan. Semoga kebaikan mengikuti Anda.
(sumber:
Jemy Confido)