Pages

Jumat, Desember 05, 2008

Percikan Ilmu : Metode Disputatio

Sekali lagi gue bilang, sungguh beruntung gue bisa tinggal di Pesantren Luhur Malang ini. Pengasuhnya keren, kegiatannya juga berbobot. Yang wajib-wajib saja, seperti shalat berjama’ah Magrib dan Shubuh serta halaqoh setiap selesai shalat Shubuh. Kenapa dipilih wajib jama’ah pada dua waktu shalat tersebut? Maksud gue kenapa tidak kelima waktu diwajibkan jama’ah begitu? Itu juga ada sebabnya dan keutamaannya, yang sungguh besar kalau kita mengetahuinya. Pada post yang akan datang saja gue akan menceritakannya. Yang tak kalah menarik adalah kegiatan halaqohnya, akan banyak menghabiskan waktu kalau bercerita tentang halaqoh Pesantren Luhur sekaligus proses-prosesnya, baik pra sampai dengan saat dipresentasikannya sebuah judul halaqoh di depan Abah Mudhor dan para jama’ah. Sekalian saja gue bilang kalau gue ini lagi promosi, pokoknya yang domisili di Malang, khususnya para Mahasiswa bakalan rugi kalau belum merasakan (dan jadi ahlul ma'had) hidup di Pesantren Luhur, gue berani sumpah.


Gambar : Pesantren Luhur, tampak depan

Menarik sekali, gue kali ini mendapat judul “Apakah Metode Disputatio?”. “Nah, loh…!!”, kata hati gue satu minggu yang lalu saat baru tahu kalau gue mendapat jatah judul tersebut di mading Pesantren, untuk dipresentasikan tanggal 4 Desember (kemarin). Apaan Disputatio? Kesan pertama gue tentang judul ini adalah makanan. Gue pikir ini nama sebuah makanan. Tapi buru-buru gue hapus anggapan itu, mana mungkin Abah menghendaki santrinya mempresentasikan suatu jenis makanan saat halaqoh? Sulit dibayangkan.

Gue teringat teman gue, bukan, sebetulnya Paman gue, tapi dia sepantaran dengan gue, jadi enaknya gue sebut teman gue saja, lebih tidak enak lagi kalau gue panggil dia ‘nak, disangka macam-macam nanti sama tetangga, tapi persetan dengan semua itu. Kebetulan dia kuliahnya tentang hal yang aneh-aneh, seperti filsafat atau apa sebangsanya gitu. Kalau gue ‘mah memilih kuliah yang jelas-jelas saja, “Teknik Sipil dan Bangunan”, cukup jelas dan kongkrit, bukan? Tidak ada namanya bangunan yang abstrak atau cuma diangan-angan ‘doank, jadi gampang dipikirkan. Singkat kata, gue akhirnya tanya sama dia lewat email, begini-begini-begini… waktu itu gue baca di mading bukannya Disputatio namun "Diputatio". Besoknya gue buru-buru baca email balasan dari dia,

Gue : dari denologis.
Gue : … ??
Gue : nama apaan sih ini? Bilang saja namanya Daman, kenapa?
Email : He… yang bener tu Disputatio, bukan Diputatio, cari saja di google (googling) wakakakak…
Gue : … !!!
Gue : kamprett… !!! apa nih maksudnya?! Ngajak ribut ini anak.
Bukannya menentramkan jiwa yang sedang kebingungan, malah dia makin membuat gue bingung. Jadilah gue nangkring di Hot-Spot Bastra UB, browsing cari Disputatio sampai malem, beruntung gue tidak diculik para demit pencari cowok imut (baca : item mutlak).

Hari berganti hari, saat gue untuk mempresentasikan judul aneh ini semakin dekat, bahan belum juga di tangan. Akhirnya gue memilih jalan bodoh untuk bertanya sama Doni, dia anak Lampung, agak kurang beres, kapan-kapan saja gue cerita tentang dia.

Gue : Don…
Doni : Apa? (sambil senyum-senyum)
Gue : … (perasaan gue sudah tidak enak)
Gue : kira-kira Disputatio itu apaan ya?
Gue : …!!! (gue seneng ketika matanya menyorotkan keseriusan, sepertinya dia bisa memberi gue petunjuk yang berguna)
Doni : jadi gini, kita lihat saja dari segi bahasanya, kaya’-kaya’nya Diputatio (waktu itu dia belum tahu kalau yang benar adalah Disputatio) itu asalnya dari bahasa Yunani deh, “Di” itu artinya dua dan “Putatio” itu artinya kentang, jadi secara bahasa Diputatio itu adalah dua biji kentang.
Gue : …
Akhirnya gue memilih menyingkir dari dia dan mencari monyet untuk dikawinkan dengan si Doni (baca : sarap) itu.

Setelah melewati proses panjang nan melelahkan, akhirnya gue mendapatkan bahan tentang Disputatio yang akurat dan terpercaya literaturnya, dan akhirnya gue siap untuk maju mempresentasikannya di depan Abah. Pendek kata, gue sangat PeDe kala itu. Dan di bawah ini gue jabarkan isi halaqoh gue tanpa anda perlu mengikuti link-link yang membingungkan.

APA ITU METODE DISPUTATIO?

Kata kunci pada judul ini adalah disputatio, istilah disputatio pertama kali digunakan pada zaman abad pertengahan di Eropa, yang mana digunakan di lingkungan universitas-universitas untuk menyebut sebuah kegiatan dialog antara dosen dan mahasiswa-mahasiswanya. Disputatio sendiri kemudian diserap ke dalam bahasa inggris menjadi dispute yang mempunyai arti membantah atau berdebat, jadi dalam kegiatan disputatio terjadi sebuah dialog yang di dalamnya terdapat perdebatan sehingga menimbulkan sebuah dialog yang hidup. Jadi bisa dikatakan bahwa Disputatio adalah “diskusi dialektik”.

Sejarah dari disputatio itu sendiri tidak lepas dari seorang tokuh filusuf terkenal dari Yunani, Sokrates, yang mana dia adalah penggagas pertama metode dialog atau yang kini disebut metode disputatio. Sokrates hidup di Yunani Kuno sekitar 2500 tahun lalu. Kecendekiaan Sokrates menyebabkan namanya tetap dikenal umum sampai sekarang ini. Dia juga telah menyumbangkan fikirannya yang mana salah satu sumbangan Sokrates yang berdampak besar
di bidang pengetahuan adalah metoda yang kini dikenal sebagai “Metoda Sokrates”.
Gambar : 'nah ini dia yang namanya Sokrates

Pada dasarnya metoda Sokrates cukup sederhana. Pada zamannya, Sokrates mencari kebenaran atau kepalsuan melalui tanya jawab berantai. Tanya jawab seperti inilah yang dikenal sebagai metoda Sokrates. Sokrates berpendapat bahwa orang bijak adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak mengetahui. Mungkin karena tidak mengetahui itulah maka Sokrates berdialog. Ketika filsafat muncul pada zaman Yunani Kuno maka salah satu ciri khas filsafat adalah dialog yang bersumber dari metoda Sokrates itu. Dan ketika filsafat diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan maka sistem dialog ikut digunakan oleh berbagai bidang pengetahuan itu. Metoda Sokrates atau dialog paling sedikit memerlukan dua hal. Pertama, dialog memerlukan bahan untuk didialogkan. Dalam hal ini para filsuf bebas melakukan observasi, berpikir, dan berspekulasi. Spekulasi inilah menjadi bahan untuk dialog. Kedua, dialog memerlukan aturan. Aturan dialog yang mereka gunakan adalah logika.

Universitas zaman pertengahan di Eropa mewajibkan dosen menyelenggarakan dialog seminggu sekali. Mereka menamakan dialog demikian sebagai “disputatio”, istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Thomas Aquino, seorang aktifis gereja di Eropa, yang mana Aquino diilhami oleh Metode Sokrates tersebut. Sebagai bahan disputatio biasanya ada orang yang menempatkan pikirannya. Dalam bahasa Latin kata “tesis” berarti menempatkan atau mendudukkan sehingga kemudian penempatan pikiran untuk disputatio dikenal sebagai tesis. Setelah disputatio, dosen melakukan kompilasi dari pembicaraan pada hasil disputatio. Kompilasi ini dikenal sebagai dubium (jamak : dubia). Dubia dapat digunakan sebagai bahan referensi di dalam universitas. Metoda Sokrates yang menjadi dialog dan selanjutnya menjadi disputatio masih terus digunakan sampai sekarang di dalam universitas dalam bentuk ujian tesis.

Gambar : Thomas Aquino
Kekuatan dialog ini menyebabkan filsafat diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan. Filsafat dengan dialognya digunakan di bidang medik, di bidang pengetahuan alam, dan kemudian di bidang pengetahuan sosial. Bahkan dialog demikian dilengkapi dengan kegiatan empirik untuk penjustifikasian di dalam dialog. Berkat dialog seperti ini terjadilah kemajuan di berbagai pengetahuan ilmiah. Berkat dialog terjadilah perbedaan di antara sofis (orang yang tersesat) dan filsuf serta di antara dukun dan dokter. Konon kisahnya, Metode Sokrates (disputatio) ini berbeda dengan metode pengajaran yang umum kala itu yaitu menggunakan metode Dogmatis. Sebab dari perbedaan ini, maka ilmu pengobatan pada zaman itu pecah menjadi dua. Sebagian ahli pengobatan menggunakan metode dialog (disputatio), sementara sebagian lagi tidak, yaitu menggunakan metode dogmatis. Bidang yang berkembang melalui dialog ini di kemudian hari menjadi ilmu kedokteran. Mereka yang tidak memakai metoda dialog lebih dikenal kini sebagai “dukun”.

Metoda Sokrates berupa dialog kini menjadi inti dari kecendekiaan kita sekarang. Dialog muncul di jurnal ilmiah, di panel diskusi, di seminar ilmiah, dan bahkan diharapkan terjadi di dalam kelas. Agar dialog dapat terjadi, sesuai dengan hakikatnya, diperlukan bahan dan aturan. Aturan berupa logika sudah ada di universitas. Karena itu, yang perlu kita siapkan adalah bahan untuk dialog. Bahan dialog ini diharapkan datang dari para dosen di universitas. Kalau universitas zaman dahulu dapat melakukan dialog seminggu sekali, maka tidak ada salahnya kalau universitas zaman sekarang dapat menyelenggarakan seminar sebulan sekali atau satu semester sekali.

Metoda Sokrates berupa dialog atau disputatio atau diskusi tidak sekadar berguna di bidang pengetahuan ilmiah. Metoda Sokrates dapat juga diterapkan di berbagai bidang di dalam hidup kita termasuk di dalam universitas. Metoda Sokrates dapat diterapkan di dalam perencanaan dan di dalam penyelesaian masalah. Syarat minimalnya cukup dua, yaitu ada bahan dan ada aturan.

Jika dunia pengobatan dapat maju karena menggunakan filsafat dan berdialog, maka bidang pengetahuan lain pun juga demikian. Termasuk di antaranya adalah bidang pendidikan, sehingga lahirlah filsafat pendidikan. Pada dasarnya filsafat pendidikan bercerita tentang dua hal utama. Hal pertama adalah untuk apa orang dididik atau tentang tujuan pendidikan. Hal kedua adalah bagaimana pendidikan itu dilaksanakan atau tentang penyelenggaraan pendidikan. Sebelum zaman Yunani Kuno, tujuan pendidikan cukup sederhana yakni tentang sintas (survival) atau bertahan hidup di dalam dunia. Para orang tua ingin mendidik anak mereka untuk dapat bertahan hidup di dalam dunia. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan melalui peniruan dan pemagangan. Pada zaman Yunani Kuno, pendidikan anak dilaksanakan pada waktu senggang. Dari kata bahasa Yunani “skhole” yang berarti waktu senggang lahirlah kata “sekolah” yang kita kenal sekarang ini.

Filsafat pendidikan bersumber dari Sokrates dan kemudian ke Plato. Namun puncak pemikiran tentang filsafat pendidikan terletak pada Aristoteles. Kalau Sokrates dan Plato memberi tekanan kepada pengetahuan di dalam pendidikan, maka Aristoteles mengangkat kesejahteraan atau kebaikan sebagai tujuan pendidikan. Muncullah kebaikan intelektual serta kebaikan berkegiatan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari judul kali ini adalah bahwa disputatio adalah sebuah metode dialog yang lazim digunakan dalam lingkungan universitas. Yang mana metode ini cukup memerlukan dua syarat, yaitu adanya bahan yang bisa berupa spekulasi-spekulai dan aturannya yaitu logika.

Jadi dari halaqoh gue ini, gue berharap banyak pihak dapat memanfaatkannya dan tidak sampai mengalami nasib seperti gue saat perjuangan mencari bahan daripada Disputatio ini. Dan gue sangat berterimakasih jika ada pihak yang berkenan memberikan komentar kepada gue, karena itu adalah merupakan dorongan buat gue agar gue terus berkemauan untuk berkembang.

Kamis, November 27, 2008

Percikan Ilmu : Arti Devaluasi dan Revaluasi

Memang kadang gue malas untuk berfikir, memikirkan hal-hal yang seharusnya gue fikirkan apalagi memikirkan hal-hal kecil yang tidak harus gue fikirkan. Mungkin benar kata George M. Fredrickson, dalam bukunya dia membedakan beberapa ras manusia seperti orang Eropa berwatak tenang dan cerdas, orang Afrika berpawakan gempal tapi bebal, orang Cina ceriwis dan mata duitan, orang Melayu yang malas dan lamban, dan ras-ras lain sebagainya. Setelah membaca statement si George itu gue mulai instrospeksi diri dan sepertinya darah Melayu telah mengalir kental dalam nadi gue, itu seperti secara tidak langsung gue berkata bahwa gue itu malas dan lamban. Gue akui saja sisi aneh tersebut dalam diri gue, karena sisi tersebut susah sekali untuk gue sembunyikan.


Gambar : Pemilik otak yang masih murni (baca: tidak pernah dipakai untuk berfikir)

Tapi ada yang perlu diingat, bahwa walaupun sifat gue yang begini begitu, otak gue sama sekali tidak kosong, masih ada di pojok-pojok di dalam otak gue yang menyimpan informasi penting dan berharga, jadi bisa dibilang gue adalah orang yang cerdas, karena otak gue ada isinya, masalah kuantitas tidak menjadi masalah, apalagi kualitas, itu bisa dibicarakan belakangan.

Jadi teman-teman, jangan sampai kamu-kamu sekalian memvonis gue bodoh di depan gue, katakanlah kalau gue itu cerdas, minimal agar gue senang mendengarnya, soal bagaimana kamu orang menyebut gue di belakang gue itu sudah di luar jangkauan gue, artinya itu urusan kamu dengan Tuhanmu.

Gue sangat bersyukur ketika sampai di Malang untuk pertama kali, gue kebingungan mencari kos untuk tempat tinggal gue. Kenapa justru bersyukur? Padahal gue ‘kan bingung, apalagi gue sewaktu tiba di Malang untuk pertama kali keadaan gue nyaris sendirian tanpa teman yang bisa diajak berbagi suka dan duka kala itu saat menjadi Maba, Mahasiswa Baru yang Basi. Karena dengan kebingungan gue, akhirnya gue dibawa oleh takdir untuk masuk ke Pesantren Luhur, ceritanya cukup panjang dan membosankan, lebih membosankan daripada melihat wayang semalam suntuk buat gue, tapi pada intinya sekarang gue sudah tinggal di Pesantren Luhur dengan seorang pengasuh, yang buat gue, beliau sangat keren!


Gambar : Pengasuh gue (abah Muhdor) yang keren abis!

Beliau dawuh bahwa menjadi seorang manusia itu harus manjadi manusia yang seutuhnya, seperti UU No.14 Tahun 2005, bahwa tujuan Pendidikan Nasional itu untuk membentuk manusia seutuhnya, yaitu manusia yang berilmu, beriman dan berbudi luhur serta ditambah siap untuk menjawab tantangan zaman dengan ilmu multi disipliner. Pendek kata, "kita sebagai seorang manusia, lebih sempit lagi seorang mahasiswa harus mengetahui semua jenis ilmu agar tidak menjadi sarjana goblok", begitu dawuhnya pengasuh gue pada santri-santrinya yang semuanya mahasiswa. Jadi untuk mensukseskan misi Pemerintah yang tak kunjung terealisasi tersebut, maka pengasuh gue mengadakan halaqoh tentang keilmuan umum setiap pagi sebelum para santri kuliah. Ini karena Pemerintah tidak begitu peduli soal UU yang telah dibuatnya, dawuhnya abah, Pemerintah hanya tahu kalau generasi mudanya mau menuntut ilmu tetapi sekaligus tidak mau tahu seberapa ilmu yang sudah mereka dapat, apakah sudah mumpuni jika suatu saat dilaunching ke masyarakat.

Gue kebetulan, mungkin bisa dikatakan begitu, kuliah di UM jurusan Teknik Sipil, gue tahu berapa berat jenis beton, gue tahu apa itu bidang momen, grafik gaya lintang suatu gelagar yang terbebani, gue juga tahu apa itu Clapeyron, apa itu Cross, apa itu Cremona. Tapi gue sama sekali tidak tahu apa yang dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswa lain di jurusan yang berbeda. Mungkin itulah yang memotivasi pengasuh pesantren gue untuk mengadakan halaqoh setiap pagi untuk santri-santrinya, agar para santrinnya menjadi sarjana paripurna yang tidak mudah dibohongi orang karena telah menguasai banyak bidang keilmuan. Tentang bagaimana proses halaqoh itu berjalan, mungkin tidak begitu menjadi masalah, bisa gue ceritakan di post-post yang akan datang (insyaalloh…). Yang penting dari halaqoh adalah isi materinya, dan insaalloh akan gue masukkan blog gue ini setiap ada materi halaqoh yang menarik.

Pagi itu, tanggal 25 November halaqoh kita berjudul Pengertian Devaluasi dan Revaluasi. Gue sama sekali tidak akan mengerti tentang yang namanya devaluasi apalagi revaluasi kalau saja gue tidak masuk pesantren ini, karena hal ini urusan para mahasiswa ekonomi dan orang-orang yang berkepentingan dengan hal satu ini. Jadi devaluasi adalah lawan dari revaluasi. Devaluasi sendiri adalah penurunan nilai mata uang “secara sengaja” dan diumumkan atau kebijaksanaan pemerintah dengan menurunkan nilai mata uang sendiri (dalam negeri) terhadap mata uang asing, tujuannya adalah untuk mendorong ekspor dan membatasi impor.

Dampak dari devaluasi adalah barang dan jasa menjadi kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah, pengangguran meningkat dan hutang luar negeri meningkat. Cara yang efektif dan bijak alih-alih mendevaluasi nilai mata uang dalam negeri adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan pajak. Tapi untuk Negara Indonesia kita tercinta ini, kebijakan ini masih menjadi dilema jika diterapkan, karena bagaimanapun juga kita masih membutuhkan investasi asing dalam jumlah besar yang mana mengharuskan adanya keringanan pajak agar investor asing menjadi tertarik untuk berinvestasi. Jika seperti ini maka harus dilakukan pengawasan lalu lintas devisa, yaitu memonitor arus keluar masuknya dana selama transaksi baik ekspor maupun impor untuk mengatasinya.

Devaluasi hanya akan terjadi jika suatu negara menganut sistem nilai tukar tetap (fixed rate system), sedangkan saat ini Indonesia menganut sistem nilai tukar mata uang mengambang (floating rate sistem), maka tidak ada istilah devaluasi yang ada hanya pergerakan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara-negara lainnya mengikuti arus pasar mata uang dunia.

Sedangkan revaluasi adalah peningkatan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain dan diumumkan oleh pemerintah dengan cara menilai kembali mata uang asing atas dasar yang lebih rendah. Ada pihak-pihak yang untungkan maupun dirugikan dengan adanya revaluasi ini. Pihak yang diuntungkan antara lain adalah,
1.Para pegawai/karyawan yang menerima penghasilan/gaji yang tetap.
2.Para kreditor, sebab nilai pelunasan pinjaman yang diterima akan merosot.
3.Para penerima modal dalam bentuk obligasi dan hipotek, sebab keduanya bagi investor merupakan piutang jangka panjang dimana bunga yang diterima nilainya merosot.
4.Para pengusaha dan pedagang, sebab hasil produksinya menjadi mahal dan terancam tidak laku dijual.

Pihak yang diuntungkan antara lain,
1.Para debitor, sebab nilai pelunasan pinjaman dapat menjadi lebih rendah daripada nilai saat peminjaman.
2.Para investor dalam bentuk saham (untuk inflasi yang lunak yaitu dibawah 10%) sebab keuntungan perusahaan cenderung meningkat sehingga dividen yang diterima juga meningkat.
3.Para pengusaha dan pedagang, sebab harga barang akan naik sehingga keuntungan menjadi tinggi.
4.Para spekulan.

Demikian sebuah percikan ilmu yang gue dapatkan dari pesantren gue, yang mana bagaimanapun juga membuat sudut-sudut di otak gue terisi sedikit demi sedikit. Dan jika ada pembahasan yang salah dalam post gue kali ini silahkan beri komentar, gue akan sangat senang jika masih ada yang memperingatkan gue akan ilmu .

Jumat, November 21, 2008

Super-hiden file gara-gara virus, why? why?

Iseng itu memang asyik, punya nilai seni tersendiri. Dengan seni iseng kita bisa ngerjain orang, yang paling aneh kita bisa ngerjain diri kita sendiri. Kita bisa kayang di Monas seperti ambisinya Radith, setelah itu kita bisa ditertawakan orang, dihina orang, maupun dipuja orang. Itu mungkin sebuah contoh kalau kalau kita kepingin ngerjain diri kita sendiri. Banyak segi positif dari kegiatan mengerjai-diri sendiri, yaitu pertama orang orang di sekitar kita akan merasa terhibur yang praktis kita mendapat pahala dari Yang Maha Kuasa, kedua aktivitas kita tidak akan mengganggu orang di sekitar kita tersebut.

Yang menjadi masalah sekarang ini, adalah orang yang menggunakan seni iseng tersebut untuk mengerjai orang disekitarnya. Beruntung kalau radius aktivitas mengerjainya hanya untuk radius sekitarnya, lha kalau radiusnya mencapai seluruh dunia bagaimana?
Contohnya seperti para pembuat virus komputer (laknatulloh 'alaih), sumpah gue sebal sekali dengan yang namanya virus, tapi semua itu ada yang menciptakan, jadi gue laknat saja yang bikin virus-virus kampret itu.

Ceritanya bermula saat kemarin gue mendapat kuliah SAP90, itu semacam program untuk menghitung konstruksi bangunan, entah kenapa dosen gue kekeh untuk mengajarkan mahasiswanya program tua seperti SAP90, padahal program SAP yang paling up to date sudah di-launching. Tapi gue tidak akan membahas tentang SAP dan dosen gue yang nyentrik itu (semoga Alloh memberkatinya dan ilmunya bermanfaat buat gue). Konon kisahnya, gue kebingungan gara-gara kuliah itu, lalu gue mempunyai inisiatif mencari media pembelajaran buat SAP itu. Gue dapat file dari Macromedia (yang animasinya lucu-lucu) dari teman gue yang gue simpan sementara di flashdisk gue, sepertinya bagus buat gue belajar memperdalam lagi soal SAP. Celakanya, saat flashdisk gue dipinjam teman gue, dia juga memasukkan virus ke dalamnya. Dan, bekal gue buat belajar SAP hilang di-super hidden sama virus bejat itu...!! Aaaarrrgghh...

Dengan latar belakang itu akhirnya gue mencari-cari cara untuk menghilangkan super hidden itu, diantaranya gue dapat dari blognya orang negeri seberang, bisa gue lihat dari bahasanya. Kira-kira isinya seperti ini,


Serangan virus yang kian menjadi-jadi pada masa kini bukan sahaja menyebabkan komputer anda manjadi lambat malah turut menyusahkan diri anda.Seperti yang anda tahu dan alami,terdapat Virus komputer yang memberi kesan kepada sistem anda atau beberapa fail anda.
Antara kesan dari virus ini yang sering dilakukan untuk menyusahkan pengguna ialah membuatkan folder anda atau folder sistem menjadi "super Hidden".

Apa itu super hidden files??Bagaimana ianya berlaku?


Jika anda lihat gambarajah diatas,anda boleh lihat butang untuk Hidden "dibekukan"...bagaimana menyelesaikan perkara ini?baiklah untuk tidak membuang masa anda saya akan tunjukkan cara bagaimana menyelesaikan masalah ini.

Baiklah Misalnya sebuah folder saya beri nama "cekapkomputer" adalah sebuah folder Super Hidden.

Pertama,pergi ke Run da taip CMD . caranya pergi ke Start -> Run -> cmd .


Kemudian paparan seperti dibawah ini akan keluar.Misalnya folder cekapkomputer tersebut ada di hard disk yang lain misalnya D:\ ,Apa yang anda perlu lakukan ialah taip cd.. untuk keluar sesebuah dari folder atau drive dari Cmd. Taip cd.. beberapa kali sehingga C:\ dipaparkan.





Untuk ke folder cekapkomputer yang berada di D:\ tadi ialah taip d: ,dan paparan yang anda kini berada di D:\ akan dapat dilihat.


untuk melihat isi kandungan yang terdapat di dalam drive D:\ tadi ,caranya taip dir .anda Boleh melihat fail2 yang berada dalam D:\ .


Untuk menjadikan folder cekapkomputer yang berada di D:\ tadi yang di"superhidden"kan tadi ialah taip attrib -s -h cekapkomputer dan kemudian tekan enter.



attrib -s -h NamaFolderAnda

Anda boleh melihat folder cekapkomputer tersebut kini boleh di "unhide" selepas itu.


Selain tips dari orang negeri seberang di atas, gue sendiri juga punya tips buat file yang kena super hidden, seperti di bawah ini.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengaktifkan super hidden :

1. Buka Registry Editor, caranya klik Start ---> Run, lalu ketikkan regedit. Dipastikan dulu sebelum masuk registry komputer anda sudah bersih dari virus, sebab jika blum bersih, dijamin anda tidak bisa masuk registry.
2. Masuk ke HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced
3. String Hidden diganti value/isinya menjadi 1.
4. String ShowSuperHidden diganti value/isinya menjadi 1.
5. String SuperHidden diganti value/isinya menjadi 1.

Tunggu komputer untuk me-refresh atau restart komputer tersebut supaya hasilnya bisa keluar.

Semoga pengalaman gue ini bisa menjadi pelajaran berharga buat gue juga buat orang lain. Hiks...hiks...

Senin, November 10, 2008

Black Sunday

Bisa jadi nasib gue yang mau gue ceritakan kali ini yang jadi inspirasi gue untuk membuat blog ini. Kata orang-orang, hari ini sedang musimnya blog jadi tempat untuk sharing-sharing pengalaman.

jadi beginim Konon ceritanya pada hari Minggu gue mau balik ke Malang (bukan mau jadi TKI, tapi cuma buat kuliah biasa) Sialnya gue kehujanan pas dalam perjalanan ke terminal mungil satu-satunya di Ponorogo. Jadi singkat cerita gue tidur dalam ketidak-nyamanan di bis gara-gara kehujanan dan sekarang baju gue jadi basah. Tambah lagi, gue paling benci dengan yang namanya bau dan suara bis yang monotone, itu-itu saja, “rrrrrrmmmmm…”, sepanjang jalan apalagi campur-campur bau dakocan, mana gue bisa tahan? Dengan pertimbangan tersebut maka akhirnya gue putuskan untuk menyumbat telinga gue dengan headphone mp3 player gue sepanjang perjalanan. “gludak-gludak-gludak”, suara musik rock alternative di telinga gue, tidak lebih tenang dari suara bis, tapi ini lebih mendingan karena gue suka. Satu jam, dua jam, setiap gue terbangun gue melirik jendela bis Restu yang sedang tidak beruntung gue tumpangi, ternyata masih belum sampai Jombang, kala itu jam menunjukkan pukul sembilan malam, hujan terus rintik-rintik, menambah nafsu gue buat memjamkan mata. Tiga jam gue sudah tidur, gue mulai tertarik lagi buat melirik jendela, bis baru saja masuk kota Jombang, saat itu Beby (cewek gue) masih menikmati ngambeknya. Dia tidak peduli sama sekali dengan apa yang sedang terjadi pada gue. Yang penting ngambek-ngambek dan ngambek, akhirnya gue yang terlantar, oh… betapa malangnya. Nasib malang gue tidak berhenti sampai ketidak-pedulian Beby pada gue, tetapi pilihan gue untuk menyumbat telinga gue ternyata itu juga menjadi sumber kemalangan gue. Gue menjadi tidak bisa mendengan suara dari dunia luar, bahkan suara si Kenek sekali pun, padahal dia sudah teriak-teriak “Jombang terakhir- Jombang terakhir…!!” begitu dia bilang, tapi apalah daya gue tidak mendengar sama sekali. Gue sudah bosan tidur, gue coba melirik ke Jendela, gue mencari-cari toko yang memajang alamatnya pada papan namanya. “Mojokerto”, tertera di papan nama salah satu toko yang gue lihat. “Ah… sekarang memang lagi musim menamai tokonya dengan nama daerah kelahirannya. Seperti di wisata payung, Batu, ada yang menamai café-nya dengan nama Café Ponorogo. Jadi ini tidak mungkin kalau gue nyasar sampai Mojokerto”, begitu pikir gue. Tapi ternyata pikiran gue terlalu dangkal, tidak mungkin semua toko mempunyai nama yang sama, melainkan itu nama daerah tempat toko itu berada. “GUE SEKARANG DI MOJOKERTO”, Oh my God… bagaimana mungkin, besok rencana gue akan kuliah… akhirnya gue pasrah. Gue akan menyalahkan Beby sebagai biangnya, gara-gara dia ngambek, gue nyasar samapai kota Mojokerto. Akhirnya sepanjang jalan terjadi gue berantem sama Beby lewat sms, cukup aman daripada tereak-tereak lewat telfon, tidak enak sama tetangga. Tapi di hati gue merana…

Singkat cerita, gue sampai di Malang sudah larut malam, sepi... perasaan gue mulai tidak enak. gue keluar dari terminal hanya ada taksi-taksi. "Gue mahasiswa kere, bro. Tidak mungkin mau sok naik taksi", ada yang bilang seperti itu di belakang kepala gue. Akhirnya gue memilih untuk ngeloyor pergi menjauhi taksi-taksi yang sedang memanggil-manggil untuk menjanjikan tumpangan yang nyaman. Satu langkah, dua langkah, gue belum menyesal pergi menjauh dari taksi-taksi itu. Gue berniat untuk mencari angkot, murah & meriah, itu angan-angan gue. Langkah gue sudah semakin banyak, mungkin sudah 300 m, gue belum juga melihat tanda-tanda adanya angkot. Perasaan gue semakin tidak enak, "Barang kali, supir angkotnya ketiduran di jalan?", gue tidak peduli, masalahnya sekarang gue sudah mengantuk dan gue belum juga melihat angkot. Didorong nafsu untuk tidur, bakat survival gue muncul, gue melihat ada warnet di belakang gue, ini berita bagus untuk seorang survivor (baca: orang kesasar). Akhirnya gue masuk warnet itu, gue pesan paket sampai pagi cuma sepuluh ribu. Akhirnya gue tidur di depan komputer, persetan komputernya mau ngeliatin orang tidur, yang penting gue dapat penginapan gratis hanya dengan satu lembar puluhan ribu, gue bangga sekali dengan ide gue. Gue tidur pulas sampai pagi, bahkan sampai kesiangan, jadi senin itu juga gue bolos kuliah.

Profil Saya

Foto Saya
Saya Haris Pradipta Putra, bekerja di PT. PJB - Badan Pengelola Waduk Cirata/BPWC, di bidang Pemeliharaan Sipil. Terima kasih atas bantuannya dan atas kunjungannya ke blog saya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons