Pages

Sabtu, Oktober 03, 2009

Konstruksi Bangunan Tahan Gempa



Siklus gempa 200 tahunan yang melanda Padang dan Pariaman menelan ratusan korban jiwa penyebabnya didominasi oleh runtuhnya bangunan yang ditinggali oleh warga. Di lain sisi kita menengok besarnya skala richter gempa tersebut kita juga harus memikirkan bagaimana sebuah bangunan diciptakan untuk tetap bertahan dalam kondisi gempa pada skala tersebut. Ahli konstruksi Teknik Sipil Stanford University, Greg Deierlein mengemukakan penemuannya mengenai bangunan tahan gempa.


Diagram skematik kerangka goyang yang disiapkan untuk goncangan pada tabel pengujian. Baja-frame ditampilkan dalam warna merah. Struktur putih di belakang bingkai mensimulasikan berat dari sebuah bangunan berlantai tiga. Insetnya menunjukkan baja diganti sekering kuning, di dasar frame goyang. Belakang dan di depan adalah sumbu vertikal kabel baja yang menarik bangunan kembali ke plumb setelah gempa bumi. Selama pengujian, frame terjepit di antara dua struktur putih.




Gambar : Diagram Seismatik


Setelah tes goncangan, sebuah baja sekering menunjukkan deformasi yang disebabkan oleh energi yang dikeluarkan selama gonjangan terjadi. Sekeringnya dirancang untuk menyerap kerusakan dan mudah diganti setelah gempa bumi. Sebuah metode baru konstruksi baja yang menggunakan tendon dan sekering yang dapat diganti sangat membantu bangunan bertahan dari gempa bumi kuat. Penelitian baru ini telah berhasil diujicobakan.

Pada percobaan ini menggunakan meja goyang raksasa, sistem simulasi ini dapat menahan gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 skala Richter. Sistem ini lebih kuat menahan goncangan yang pernah terjadi di Northridge pada tahun 1994, yang mengguncang daerah Los Angeles, dan gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989 yang menghancurkan bagian dari San Francisco Bay.

Kekuatan besar gempa bumi sering meninggalkan sisa bangunan yang rusak di bagian belakang dan biasanya sangat mahal untuk memperbaiki. "Sebagian besar bangunan yang kita rancang sedemikian rupa apabila terjadi gempa besar, maka bangunan tersebut dapat menyelamatkan penghuninya, " jelas Greg Deierlein, profesor teknik sipil dan lingkungan di Stanford University dan juga ketua tim peneliti.


Gambar : Konstruksi Tahan Gempa


Untuk mengurangi kerusakan struktural, sistem baru bergantung pada steel braced-frames, yang dibangun pada dinding eksterior bangunan. Sistem baru ini dirancang sangat elastis naik turun setiap kali terjadi gempa bumi. Sistem ini terletak di tengah-tengah bingkai tendon baja yang cukup elastis untuk mengendalikan goncangan. Tendon juga membantu mengangkat bangunan kembali ke tempatnya semula setelah gempa berhenti. "Yang menarik dari frame ini adalah terbuat dari batuan yang kuat, dan berbeda dengan sistem konvensional," lanjut Deierlein.

Baja "sekering" yang diletakkan di bagian bawah frame juga berfungsi menyimpan sisa bangunan dari kerusakan yang terjadi. Sekeringnya dibuat sangat fleksibel dan berfungsi menghilangkan energi seismik, yang membatasi kerusakan pada daerah-daerah tertentu. Seperti halnya alat listrik lainnya, sekering baja ini dapat dengan mudah diganti ketika selesai digunakan.

"Gagasan sistem struktural ini adalah bagaimana kita berkonsentrasi pada kerusakan dengan penggunaan sekering," kata Deierlein. Sistem ini dapat diinstal sebagai bagian dari desain awal bangunan dan dapat dipasang ke bangunan yang sudah ada. Hal ini sangat ekonomis dan layak dilaksanakan karena terbuat dari bahan yang biasa digunakan dalam konstruksi.
__________________________
Sumber : http://marketing.siniada.com/2009/10/bagunan-tahan-terhadap-gempa.html

5 comments:

q11901 mengatakan...

Informasi yang sangat berguna. Terus bagi ya Sob agar Indonesia semakin maju dan sigap serta siap ketika akan terjadi atau saat bencana berlangsung.

sapta harryadi mengatakan...

wow, keren.... klo bisa pake sistem itu, berarti kolom gedung gak sah gede2 lagi yah, hemat beton dan ramah lingkungan, memang seharusnya bangunan tahan gempa sudah tidak lagi mengandalkan kekuatan struktural semata, tapi teknologi canggih seperti ini....

Haris Pradipta mengatakan...

@ Bang Heri : Konstruksi dengan sistem ini tidak mempengaruhi besar/kecilnya kolom. Soalnya konstruksi yang di gambar berwarna merah hanya untuk menahan agar konstruksi utama gedung tidak runtuh saat gempa. Jadi tidak mempengaruhi konstruksi utama.

@ Bang Shidiq : Terima Kasih.

Njowotenan mengatakan...

omahku mbesok tak gae ngono kuwi e......

windevil mengatakan...

tolong dong berkaitan dengan konstruksi bangunan air, tentang kekuatan dinding menahan gaya tekan air...

Posting Komentar

Penulis mengajak pembaca memberikan donasi untuk pengembangan ilmu. Donasi dapat ditransfer ke rekening berikut a.n. HARIS PRADIPTA PUTRA:

BNI 0242311624

Jika anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut ataupun bantuan seputar artikel di atas, silahkan kontak saya di haris.pradipta[at]gmail.com

Profil Saya

Foto Saya
Saya Haris Pradipta Putra, bekerja di PT. PJB - Badan Pengelola Waduk Cirata/BPWC, di bidang Pemeliharaan Sipil. Terima kasih atas bantuannya dan atas kunjungannya ke blog saya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons