
(Sidoarjo, HARISPRADIPTA.blogspot.com)
Akhirnya bisa juga!
Setelah tiga minggu training, berkutat dengan Bahasa Jepang, software Jepang, peraturan-peraturan standar Jepang dan kebudayaan Jepang akhirnya saya membuahkan karya perdana desain konstruksi rumah Jepang.
Pertama kali masuk training, hampir separuh hidup saya dalam satu hari habis untuk menggaruk-garuk kepala bingung campur frustasi. Dari eS-De yang dicekoki Bahasa Inggris, Tsanawiyah dan Aliyah yang penuh dengan Bahasa Arab, masa kuliah sibuk dengan buku-buku bahasa Inggris dan Belanda, dan sekarang harus dan wajib mengerti Bahasa Jepang sekaligus tetek bengeknya.
Lalu seperti...